Ramadhan yang Dirindukan

ramadhan

Modernis.co, Malang – Ramadhan adalah bulan yang memiliki berbagai keistimewaan. Maka tidak aneh apabila setiap hati seorang Mu’min senantiasa merindukan kedatangan bulan tersebut. Adapun kadar rindu yang dirasakan oleh setiap Mu’min tentu berbeda-beda. Semakin cinta terhadap bulan Ramadhan maka semakin rindu ingin dipertemukannya.

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa cinta dan rindu tidak bisa dipisahkan, “Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari rasa cinta, maka ia juga menepis rasa rindu. Karena rindu tidak dapat digambarkan kecuali terhadap orang atau kejadian yang dicintai”.

Seruan cinta dari Allaah Ta’aala kepada hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah puasa. Menjadikan setiap hamba-Nya ingin melaksanakan sebaik-baiknya. Seruan cinta Allah Ta’aala tersebut adalah :

QS Al Baqarah [2] : 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa.”

Sebagai bahan muhasabah pada diri kita masing-masing, apakah kita adalah hamba-Nya yang merindukan bulan Ramadhan?

Setidaknya ada 5 tanda rindu kita terhadap bulan Ramadhan, yaitu :

  1. Menyebut-nyebutnya :
    Sebagai pribadi Mu’min tentu kita merindukan bulan Ramadhan, salah satu di antara bukti kerinduan adalah memperbanyak menyebut bulan Ramadhan.

Selaras dengan ungkapan :
من أحب أكثر من ذكره
“Barangsiapa yang mencintai, pasti akan banyak menyebut-nyebut/mengingat”

Kemudian bagaimana aplikasinya? Tentu bukan dengan teriak-teriak “Ramadhan… Ramadhan… Ramadhan…” Di jalan raya, pasar dsb. Tentu bukan demikian, namun dengan memperbanyak doa.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, disebutkan Rasulullah SAW membaca kalimat yang dibaca saat Ramadhan datang yang lafalnya sebagai berikut:

أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya: “Ya Allah, sampaikan aku [dengan selamat menuju bulan] Ramadhan. Sampaikanlah Ramadhan kepadaku, serta terimalah bulan Ramadhan tersebut dari kami.”

  1. Berharap ingin ketemu
    Benarkah kita sungguh rindu dengan Ramadhan? Ataukah kita justru galau ketika Ramadhan datang. Menuduh Ramadhan sebagai biang penyebab kemalangan, kesialan, kerugian dll? Naudzubillah min dzalik.

Apabila kita termasuk yang mengharap kedatangan Ramadhan, maka itu bagian dari bentuk rindu.

  1. Merasakan hawa kehadirannya
    Tidak dapat dipungkiri lagi, di antara kita pernah merasakan hawa tersebut. Apalagi Ramadhan sudah mulai dekat. Hawa ini hanya dirasakan oleh para perindu Ramadhan. Dengan apresiasi kerinduan yang berbeda-beda. Lebih-lebih saat melaksanakan ibadah di Bulan Ramadhan.
  2. Mempersiapkan kedatangannya dengan program spesial
    Sudah sunatullah, orang yang merindukan sesuatu maka dia akan mempersiapkan aktifitas, jadwal dan segala hal yang terbaik untuk menyambut kehadirannya. Begitu pula dengan rindu bulan Ramadhan, maka dia akan menyiapkan program spesial untuk menyongsong dan mengisi Ramadhan.

Pertanyaannya, sudahkah kita menyiapkan program spesial untuk Bulan Ramadhan?. Apalagi kita sudah berada di Bulan Ramadhan. Bila sudah menyiapkan maka mari kita evaluasi dan ditingkatkan. Namun apabila belum menyiapkan mari kita susun program spesial untuk Bulan Ramadhan dengan aneka amal shalih. Mulai dari memprogram amalan hati, amalan lisan dan perbuatan. Sehingga tidak ada waktu kecuali aktivitas yang bernilai ibadah.

Mumpung masih ada waktu pada bulan Ramadhan ini, mari kita pacu semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 148 yang bunyinya,

… فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“…Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

  1. Ingin berlama-lama tidak ingin berpisah
    Sebuah tradisi para perindu Ramadhan adalah tidak ingin berpisah. Sebagaimana Rasulullah SAW dan Para Sahabat bersedih ketika Ramadhan akan pergi. Meskipun perpisahan itu pasti terjadi. Sehingga yang dialami dan dirasakan saat berpisah dengan Ramadhan adalah kesedihan bukan malah sorak-sorak atas kepergian Ramadhan. Karena merasa terbebani, merasa terkekang dsb.

Semoga 5 tanda kerinduan terhadap Ramadhan itu melekat pada diri kita semua. Semoga Allah Ta’ala menerima ibadah dan do’a kita semua aamiin yaa Robb

Oleh: Nofa Miftahudin, S.Th.I (Pengajar PPTQ AL HIMMAH Dau Malang)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Leave a Comment